1 Jul 2010

Resensi Perahu Kertas



Di tengah waktu lenggang yang ku punya dalam liburan ini, akhirnya aku sempatkan untuk membaca satu dari sekian banyak e-book yang tersimpan di dalam laptopku. Novel karya Dee yang berjudul Perahu-perahu Kertas kali ini menjadi menjadi pilihannya. Minggu lalu aku dapat novel ini dalam bentuk e-book setelah searching di internet. Berangkat dari rasa penasaran dari apa yang teman-teman spoilerkan, akhirnya novel ini selesai aku baca dalam 5 jam. Dua acungan jempol layaknya pantas diberikan kepada Dee yang mampu membuat jalan cerita dari karyanya ini benar-benar hidup sampai akhir.
Berikut reviewnya:
Novel ini secara garis besar menggambarkan kisah antara Kugy dan Keenan. Kugy adalah seorang yang punya mimpi untuk menjadi pendongeng. Keenan adalah seorang yang punya mimpi untuk menjadi pelukis. Keenan yang oleh ayahnya tidak direstui menjadi pelukis dipaksa untuk kuliah di jurusan manajemen pada salah satu PTN di Bandung selepas kepulangannya dari rumah neneknya di Belanda. Di Bandung, Keenan bertemu dengan Kugy, teman dekat Noni. Noni sendiri merupakan pacar dari sepupunya Keenan yang bernama Eko. Cinta memang masalah waktu ada benarnya juga, walaupun saat itu Kugy masih terikat hubungan dengan teman SMAnya yang bernama Ojos, kedua sedjoli itu akhirnya terlibat dalam kisah asmara yang menyelimuti persahabatan mereka berempat. Entah kenapa Keenan dan Kugy memilih untuk tidak mengungkapkan.

Novel ini lebih mengajarkan kepada kita tentang kejujuran hati dan penggapaian sebuah mimpi. Terlihat demi memenuhi obsesinya sebagai seorang pelukis, Keenan rela mengundurkan diri dari kuliahnya dan berpisah dari keluarganya untuk belajar menjadi pelukis di rumah teman lama Ibunya yang bernama Poyan di Ubud, Bali. Poyan yang punya galeri lukisan sendiri dianggap orang yang tepat bagi Keenan untuk belajar melukis. Di Bali, perlahan Keenan mulai menemukan cintanya yang bernama Luhde, keponakan Poyan. Kugy sendiri setelah lulus malah terlibat asmara dengan Remi, bosnya di tempat kerja. Ada satu hal yang oleh Kugy dan Keenan sadari, jika hati memang tak bisa berdusta. Cinta yang tak pernah mereka ungkapkan menjadi bumbu dalam setiap drama yang ada dalam novel ini. Dan Pada akhirnya hati adalah yang dipilih. Untuk mewujudkan mimpi sendiri, terkadang kita harus menjadi sesuatu yang bukan kita, demi bisa menjadi diri kita lagi.

Dalam novel ini, terlihat Dee memunculkan tokoh-tokoh yang sangat kentara sekali hubungannya, misalnya Remi yang notabenya adalah calon tunangan Kugy merupakan peminat lukisan-lukisan Keenan, baru pada akhir cerita mereka baru saling tahu satu sama lain. Dee juga sedikit menguraikan kisah asmara masa lalu tokoh-tokohnya. Lena, Ibunya Keenan, adalah pujaan hati Poyan ketika masih muda tetapi akhirnya harus berpisah, Poyan sendiri akhirnya tetap memilih hidup sendiri daripada harus mendustai hati. Kugy waktu SMP juga sempat ditaksir oleh Eko.
Untungnya novel ini berakhir heppi ending, sebenarnya gak heppi ending juga gak papa sih, toh ceritanya memang bagus, dan Layak untuk dibaca.

June, 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar