11 Agu 2010

Rokok dan Inspirasi


rokok adalah segenggam inspirasi
lambang kejantanan pria sejati,,
kawan-kawan saya yang perokok,
mereka adalah orang-orang pekerja keras
mengemban tugas dengan penuh rasa tanggung jawab
yang tak kan rampung tanpa menghisap kenikmatannya
karena rokok adalah kawan sejati,,
partner sehidup semati
setia menemani saat sibuk atau pun santai,
cukup dengan lima menit menghisapnya
segenggam inspirasi akan datang tidak dinyana
tanpa peduli akan resiko dan bahaya,
itu adalah kata kawan saya,,
perokok bukanlah pemalas
hanya orang syirik yang mengatakan demikian
perokok adalah pekerja keras,,
coba kau perhatikan!
kuli bangunan, buruh kasar sampai pada mahasiswa
di kaki lima, bus kota, dan perkantoran
semua tak bisa lepas dari kenikmatannya
sejenak melepaskan beban dan saratnya kehidupan
dari tugas atau pun tekanan,,
memang lebih baik demikian
daripada lari dari permasalahan

Agustus, 2010

Senja Kaki Lawu



Petang ini aku kembali ke kakimu, Lawu
Mengadu segenap rasa yang menjadi hampa

Dan jawabnya,
Hanya sepintas sayup yang turun menyapa dari bukit
dinginmu masih
sama seperti dulu,
beku

Kecil aku berdiri angku
h,
Sambil ku  hela panjang nafasku                          
Mentari menenggelamkanku dalam ragu



April, 09

10 Agu 2010

Segumpal Darah


: rudy_purwanto

Di dalam benak aku merenung secara dalam..
Hanya realita ini gelithik lekuk jiwa terdalam
..
Ku coba tuk cari arti dari semua ini..
Namun aku tak tahu harus berbuat apa tuk bisa selesaikan..
Rasa bingung buat jiwaku terluka..
Ku coba tuk dengarka
n suara hati..
Hampir aku tenggelam oleh beban nyata ini..
Oh sungguh binasalah mereka nanti..
Oh sungguh bodohnya aku y
ang tak bisa lakukan apapun..

Sendiri, menyepi dalam kesunyian yg hakiki.
.
Mencari jawab dari pertanyaan diri..

Namun sedihku takkan lama bernaung dalam jantungku..
Aku dengar seruan itu..
Sungguh gelegarnya getarkan jiwa..
Aku bingung,takut saat Dia katakan "Bacalah!"
Apa y
angg harus ku baca?
Sekali lagi seruan itu suruhku tuk membaca..
 

"Bacalah d
engan nama Tuhanmu..."
Saat seruan itu berakhir..
Aku baru tersadar akan sebuah langkah yg selama ini belum pernah aku lakukan..
Berpikir dan memecahkan...
Ya aku tahu sekarang, aku akan buat langkah maju u
ntuk mereka!
Aku kan maju!
Biarkan aku melaju!
Bagai peluru!
Tuk menyeru sebuah kebenaran dan perjuangkannya..

"Muhammad di gua Hira''

Agustus, 2010

Merbabu


: rudy_purwanto

mungkin hanya lelah yang sanggup menantang
Mencari jawaban y
ang selama ini melintas
kaki melangkah gagah menuju arah
melihat realita y
ang ungkap keberadaannya...

kabut kegelisahan menghadang...tapi sungguh tekad kami lebih terang
"akankah kalian nikmati jalan berdebu ini?"
Dingin, angin dan kami pun tahu...
betapa mesra alam sambut kami
begitu cantik begitu menarik..namun semakin membuatnya berteka-teki





 














"haruskah kita berhenti?"
"Haruskah kita berpaling dan kembali?"
tanya y
ang selalu hadiri pekat jiwa ini
t
api sungguh tekad kami lebih terang
karena kamilah kebersamaan dan keinginan y
ang dalam...

 















matahari yang lelah ikuti tunjukkan senjanya
kita duduk melihatnya, penuh senyum yang senyap...
kerlip kota gantikan terang y
ang hilang
kita sadari begitu indah rotasi dunia

Masihlah aku pelihara kerinduanku y
ang dalam
setiap sudutmu menyimpan derapku
setiap sudutmu menyimpan langkahku...


 
 















sang gunung..

merbabu..kala itu
Agustus, 08

6 Agu 2010

Epilog

Untuk sekuntum bunga yang silih berganti dihinggapi kumbang jalang. 

Secara kasat mata tak ada yang berubah dari tempat ini. Ombak yang bergulung membuih. Pasir putih yang begitu lembut. Di lain sisi, dua ekor camar terbang di cakrawala. Tak ada yang berubah.
Kenyataannya mungkin berbeda, tak ada sesuatu yang benar-benar sama di dunia. Apalagi dalam dimensi waktu yang berbeda. Ombak yang setiap waktu datang menerjang
telah mengerosi tebing-tebing di sini. Pasir putih terasa lembut, tapi memberi kesan luka masa lalu. Dan dua ekor camar akhirnya hilang dalam balutan senja. Semua hanya masalah waktu. 

Di pantai ini, dulu kita bertemu. Aku memang tak pernah peduli pada semua itu. Jika ku ingat mungkin hanya terbayang tikaman cemburu masa lalu. Sekian waktu aku memendam rasa yang tak bisa ku ungkap, baru kemudian ku ungkap jika rasa itu sebenarnya sudah menguap seperti embun yang kita temui pagi itu atau sebagian hilang jatuh ke bumi. Dua puluh lima purnama sudah terarungi sebagai saksi atas sirnanya rasa itu. Hidup memang harus berganti. Tak ada yang abadi. Semua pudar seiring waktu yang berjalan lepas dari jam, hari dan bulan.
Angin membisik nurani untuk kembali. Aku tak bergeming dan melangkah pulang. Ombak menepi dan menghapus jejakku di pasir tadi.

Drini, 28072010