15 Jul 2014

aku ingin kau menunggu


Aku tidak tau kenapa akhir-akhir ini kita bisa begitu dekat. Seolah semua terjadi begitu saja, tanpa rencana. Mungkin karena perasaan-perasaan lama yang belum sirna. Dan kejadian yang mungkin sudah digariskan.

Di sini aku hendak kembali berbicara padamu melalui tulisan dan kata; tentang sebuah cinta yang kini bersemi kembali; tentang harapan dan cita yang ingin ku jelang bersamamu.

Entah kenapa aku bisa begitu yakin dengan dirimu. Aku tak pernah merasakan firasat seperti ini. Ada yang bilang keyakinan datangnya dari Tuhan. Hal ini mungkin ada benarnya. Begitu juga dengan keyakinan kali ini yang tak membutuhkan suatu syarat. Aku tak merasa resah meski pertemuan kita jarang dan terbatas. Aku yakin dirimu mampu menjaga diri. Aku menangkap jiwamu mengisyaratkan begitu.

Untaian doa kini kembali terpanjat di selepas sholat. Aku bermunajat kepada yang ada di atas ‘Arsy. Bukan lagi merapal namaku sendiri tetapi juga namamu. Aku tak pernah mendoakan seseorang setulus ini. Meminta agar dirimu selalu diberi keselamatan dan  kekuatan dalam setiap jejak yang kau lakukan. Aku tak memintamu menjadi jodohku. Aku hanya meminta kepada Tuhan, jika kita berjodoh (seperti yang tertulis di lahful mahfuz), maka aku berdoa semoga Tuhan mendekatkan kita. Sebaliknya, bila kita tidak berjodoh, aku berdoa semoga Tuhan menjodohkan kita dengan orang yang lebih baik.

Dengan hati telanjang, aku berbicara padamu. Mengungkapkan sebuah kejujuran yang aku simpan. Aku ingin menghormati dirimu sebagai perempuan. Aku sangat ingin menjaga dirimu dan kesucianmu. Bahkan untuk sekedar berpegangan tangan atau bersalaman aku sungkan. Kita belum muhrim, bukan? Di usia kita, yang sekarang sudah lewat dua puluh tiga, ku rasa sudah bukan jamannya lagi bagi kita untuk pacaran. Aku hanya ingin dirimu menunggu. Mari bersama saling mendoakan dan menasehati dalam kebaikan. Saling menyiapkan dan memantaskan diri. Jadikanlah aku orang yang selalu berpaling kepada Tuhan ketika aku tak mampu berpaling darimu. Aku ingin dirimu menunggu. Kita mungkin sudah terlalu lama menunggu. Tapi tiada yang lebih memungkinkan untuk dilakukan selain itu. Di sana kesabaran dan kesetiaan diuji. Salah satu ujian dari sekian banyak ujian yang menanti di depan. Sekali lagi, aku ingin dirimu menunggu. Sebelum aku mengatakan cintaku kepadamu, aku ingin terlebih dahulu mengatakannya di depan ayahmu.

Semoga kita senantiasa dalam lindungan dari Sang Maha Pengasih yang membolak-balikan hati agar kita tetap bisa saling menjaga diri dan mencintai dalam batas  keyakinan serta keimanan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar