Catatan
perjalanan kali ini akan menceritakan
pengalaman yang saya dapati ketika melakukan Backpacker ke Belitung pertengahan
September lalu. Perjalanan ini merupakan Solo Travelling kedua yang saya lakukan setelah ke
Sumatera Barat beberapa waktu lalu. Semua bermula dari promo penerbangan
Citilink 55rb pertengahan Agustus lalu. Dan langsung saja saya memilih rute
Jakarta – Tanjung Pandan PP. Tak pernah terbesit sebelumnya jika tahun ini saya
bakal melakukan perjalanan ke Belitung karena selama ini saya terbius oleh
keinginan untuk menjelajah ke Lombok. Anehnya lagi, keinginan ke Lombok itu
belum pernah terealisasi meskipun sudah menghanguskan 2 tiket promo ke sana.
Burung besiku siap mengangkasa |
Itinerary
ke Belitung saya dapati beberapa hari sebelum pergi ke sana. Ada beberapa informasi
yang saya kumpulkan terkait obyek yang akan saya kunjungi, penginapan, dan
tentunya transportasi yang bisa saya gunakan selama di sana. Berbekal dari
salah satu catatan perjalanan yang ada di traveller kaskus dan print out peta
Pulau Belitung, saya akhirnya terbang juga dari Terminal 1C Bandara Soekarno
Hatta minggu pagi.
Perjalanan
dari Jakarta ke Tanjung pandan ditempuh selama kurang lebih 50 menit. Pukul
07.00 pagi saya sudah mendarat di Bandar Udara Hanandjoeddin, Tanjung Pandan.
Ada beberapa hal yang membuat saya takjub ketika pertama kali menginjakkan kaki
di negeri laskar pelangi ini. Bangunan bandara di sini sangat kecil. Bandara
Hanandjoeddin merupakan bandara terkecil dari beberapa bandara yang pernah saya
kunjungi. Airport taxnya pun tergolong murah, hanya 11ribu! Tidak ada nama
Angkasa Pura di sini. Oiya, jaringan 3 celluler di sini tidak ada sama sekali.
Bandar Udara Hanandjoeddin |
Untuk mencapai kota Tanjung Pandan,
tidak ada transportasi umum yang bisa digunakan dari bandara. Satu-satunya
transportasi yang ada hanyalah travel. Travel di sini berupa mobil yang biasa
disewakan semacam avanza dan sejenisnya. Saya sendiri menggunakan travel untuk
menuju ke Hotel Surya di Kota Tanjung Pandan. Meskipun hanya berjarak sekitar
25 menit, tarif travel dari bandara ke pusat kota dipatok sebesar 40ribu. Yakh,
lumayan mahal menurut saya.
Hotel
Surya berada di Jalan Dipati Endek dekat kawasan pecinan pusat kota Tanjung
Pandan. Hotel ini terletak di lantai II sebuah bangunan tua di sisi kiri jalan.
Di hotel ini lah saya menginap selama dua malam. Menurut penuturan petugas
hotel, banyak para backpacker sebelumnya yang menginap di hotel ini. Meskipun
tergolong sederhana, hotel ini cukup nyaman ditempati. Selain itu, tarifnya
juga terjangkau dan letaknya berada di pusat kota. Salah satu fasilitas yang
diberikan oleh hotel ini adalah sarapan pagi. Di hotel ini kita bisa menyewa
motor dengan tarif 70k untuk jenis Mega pro dan 60k untuk jenis bebek. Saya
sendiri jelas lebih memilih Mega pro sebagai partner untuk menjelajahi jalanan
Pulau Belitung.
Hari
pertama saya putuskan untuk menjelajah sebelah barat laut pulau ini. Kondisi
jalanan di Belitung sangat memanjakan sekali buat bikers. Tidak ada cacat aspal
yang saya temui. Bahkan jalanannya pun lebar dan sepi. Saya sangat menikmati
sekali perjalanan kali ini. Satu hal yang menjadi kekurangan di sini adalah
tidak adanya SPBU yang buka sehingga untuk mengisi bahan bakar hanya bisa
didapatkan melalui eceran. Hal ini tak begitu menjadi masalah karena penjual
bensin eceran pun tidak sulit untuk didapatkan. Harga untuk satu liter bensin
di sini dipatok sebesar 8k.
Tanjung Binga, Kampung Para Nelayan |
Tempat
pertama yang saya kunjungi adalah Tanjung Binga. Tempat ini merupakan desa
nelayan. Banyak sekali kapal nelayan yang bisa ditemui di sekitar dermaga.
Sayangnya, momen kedatangan saya ke tempat ini kurang tepat. Biasanya tempat
ini diburu oleh wisatawan ketika pagi hari di mana para nelayan baru saja
pulang melaut. Saya sendiri sampai di tempat ini pukul 10.00.
Perjalanan
saya berlanjut ke Tanjung Kelayang. Di perjalanan menuju ke sana, saya tertarik
melihat plakat arah sebuah pantai bernama Pantai Babilaian. Jaraknya tertulis
3km dari jalan utama dan harus masuk menembus hutan ilalang. Kondisi jalannya
tidak beraspal melainkan jalan tanah merah. Pantai ini termasuk pantai yang
baru resmi dibuka. Pada plakat arah disebutkan jika tempat ini merupakan hasil
KKN mahasiswa UGM tahun 2013. Berbicara
mengenai pantai ini, hanya satu ungkapan yang bisa saya katakan “really so
beautiful”. Hamparan pasir putih dengan ombak begitu tenang dan air yang
dangkal sungguh sangat memanjakan sekali sebagai tempat untuk mencari
ketenangan. Apalagi pantai ini sangat sepi dan tersembunyi. Keberadaan
batu-batu granit juga menjadi nilai kesempurnaan tersendiri bagi pantai ini.
Plakat arah ke Pantai Babilaian
|
Setelah cukup puas menikmati keelokan Pantai Babilaian, saya bergegas ke
Tanjung Kelayang. Niatan saya mulanya di Tanjung Kelayang adalah mencari
wisatawan yang bisa saya ajak buat share cost untuk menyeberang ke Pulau
Lengkuas. Maklum untuk penyebarangan, satu kapal tarifnya 400k. Kapal ini bisa
digunakan untuk 10 orang. Sayangnya, kali ini saya tak dapat barengan. Alhasil,
saya hanya memandangi laut dari tepi sambil menikmati kelapa muda ditemani rokok dan
berbincang dengan penduduk setempat.
Tanjung Kelayang |
Pantai Tanjung Kelayang |
Salah satu sisi keindahan Tanjung Kelayang
|
Setelah
dirundung rasa kecewa karena tak bisa ke Pulau Lengkuas, saya langsung beranjak
ke pantai paling terkenal se-Belitung. Ya, Pantai Tanjung Tinggi. Pantai yang
terkenal karena film laskar pelangi. Di pantai inilah salah satu scene film tersebut dibuat. Di bandingkan dengan
Pantai Babilaian, pantai ini jauh lebih ramai oleh pengunjung. Akan tetapi
batuan granit di sini sungguh tiada bandingannya. Kondisi airnya juga jernih
dan sangat memanjakan wisatawan untuk bermain di sekitaran pantai bahkan hingga
agak ke tengah laut. Di sini juga banyak terdapat penjual makanan yang
menjajakkan menu hasil laut. Makan siang saya lewatkan di sini dengan menu cumi
tepung goreng.
Scene pembuatan film Laskar Pelangi
|
Di tepi jalan yang mengakses Tanjung Tinggi sudah banyak dipenuhi oleh resort dan penginapan. Hal ini juga terlihat di sekitar Pantai Tanjung Kelayang. Sesuatu yang menurut saya sedikit heran mengenai obyek wisata di pulau ini adalah ketiadaan retribusi memasuki kawasan wisata dan biaya parkir. Hal ini tentunya sangat berbeda sekali dengan obyek wisata di Pulau Jawa.
Saya sempat lama berada di Tanjung Tinggi karena memang terpukau dengan keindahannya. Apalagi gerimis tipis membuat
suasana menjadi redup-redup romantis. Ah, seseorang ketika itu sedang saya
harapkan berada di sini. Tuhan mungkin telah memberi spoiler tentang gambaran surga
dalam sebuah landscape di salah satu ujung utara Pulau Belitung.
Sehabis ashar saya beranjak kembali ke
hotel melalui Sijuk menuju Tanjung Pandan. Jalanan yang basah setelah diguyur
hujan membuat saya teringat lagunya Ipang, Sahabat Kecil. Di sepanjang jalan
banyak sekali ilalang, pantai, dan perkampungan. Ada kedamaian hati yang tak
terungkap dibalik kuda besi yang saya pacu melintasi keindahan. Keindahan yang
sangat berbeda dari apa yang pernah saya lihat. Keindahan yang suatu saat ingin
saya lewatkan dengan seseorang.
Perjalanan Pulang |
wah sayang banget ngak ke lengkuas mas ;)
BalasHapuskeren mas adi, gw nyontek itinnya yah buat Januari besok ke negri laskar pelangi
BalasHapusJan 2014 tanggal brp kesana bro?
Hapusaku 11-15 kali aja bisa bareng :)
caakeeppppp.. thanks for share :)
BalasHapusMas adakah contact person penginapan + sewa motor coz saya juga mau solo backpacker 11-15 januari 2014 ini.
BalasHapusplease info ke teguhpra33@yahoo.com
or 081218541719
ada bro, ini nomernya (0719) 21550 (penginapan hotel surya). di sini bisa sekalian nyewa motor.
BalasHapusNice sharing..
BalasHapusMau tanya, jalan-jalan pake motor di belitung aman dan gampang gak rutenya? Pengen sih jalan-jalan disana pake motor, biar hemat.. Hehehe
Makasih..
jalannya enak, aman, sepi, lebih nyaman daripada jalanan di Jawa. Akses wisata mudah dijangkau. Boleh dibilang, infrastruktur di Belitung sudah sangat maju. sayangnya, gak ada transportasi umum. Jadi emang pake motor jadi satu-satunya solusi, kalo beramai-ramai mendingan sewa mobil sekalian.
Hapusijin bookmark ya, Gan. udah lama banget pengen kesana. ini lagi pantengin tiket murah :D
BalasHapusgan, kalo sewa mobil di belitung berapan? trus bisa sewanya dimana?
BalasHapustarif sewa mobil sekitar 300k. gak beda jauh sama sewa mobil di bali atau di jakarta. hubungi hotel bisa minta tolong buat dicarikan. atau di bandara juga banyak.
HapusGrup traveller Kaskus yg mas ikuti apa ya?
BalasHapuslupa, pokoknya saya baca aja hot thread tentang itinerary ke Belitung.
HapusWah, dulu saya mahasiswa KKN UGM 2013 dan kebetulan plang pantai babilaian itu saya yang buat. Terima kasih sudah datang ke Belitung dan berkunjung ke Tanjung Binga. Saya kangen kesana, selain pantai yang indah dan jalan yang sepi, penduduk disana juga sangat baik
BalasHapusterimakasih udah mampir ke blog saya :)
BalasHapusAda yg mau ke belitung tahun dpn g? Brg yuk
BalasHapusSaya dan kawan sy berdua ada rencana ksna tgl 17 Jan plg tgl 19 Jan 2015. Barangkali mau bareng ktemu dsna mbk.
BalasHapussaya insyalla mau brangkat tanggal 6-8 Feb 2016 kesana ada tiket garuda 500rban. mungkin ada yang kesana juga bisa backpaker gabungan,
BalasHapussaya insyalla mau brangkat tanggal 6-8 Feb 2016 kesana ada tiket garuda 500rban. mungkin ada yang kesana juga bisa backpaker gabungan,
BalasHapusbesok atau lusa , mau gak berangkat sama saya?
Hapusyg mau ke belitung tgl 12-14 maret boleh gabung?
BalasHapusmemang mantap , wisata blitung, unik dan menarik. maju terus parawisata blitung
BalasHapussaya ke belitung 16-19 November 2016..
BalasHapusklo ada yg pas di sana bisa info ya..
jadi kita bisa share perahu dll
saya ke belitung 16-19 November 2016..
BalasHapusklo ada yg pas di sana bisa info ya..
jadi kita bisa share perahu dll
Boleh gabung nggk yg mw ke belitung November ini? Wa saya di 085319740557
HapusOke...
HapusSee u there...
AJ darimana? Saya dr Jakarta, kita barengan ja
HapusKalo ada yg mw backpaker-an ke Belitung ajak saya ya, di 085319740557.
BalasHapusSangat disayangkan waktu saya ksana tugu Laskar Pelangi udah nggk ada.
BalasHapus