9 Okt 2013

Backpacker ke Belitung (Part I)


                Catatan perjalanan  kali ini akan menceritakan pengalaman yang saya dapati ketika melakukan Backpacker ke Belitung pertengahan September lalu. Perjalanan ini merupakan Solo Travelling kedua yang saya lakukan setelah ke Sumatera Barat beberapa waktu lalu. Semua bermula dari promo penerbangan Citilink 55rb pertengahan Agustus lalu. Dan langsung saja saya memilih rute Jakarta – Tanjung Pandan PP. Tak pernah terbesit sebelumnya jika tahun ini saya bakal melakukan perjalanan ke Belitung karena selama ini saya terbius oleh keinginan untuk menjelajah ke Lombok. Anehnya lagi, keinginan ke Lombok itu belum pernah terealisasi meskipun sudah menghanguskan 2 tiket promo ke sana.


Burung besiku siap mengangkasa
                Itinerary ke Belitung saya dapati beberapa hari sebelum pergi ke sana. Ada beberapa informasi yang saya kumpulkan terkait obyek yang akan saya kunjungi, penginapan, dan tentunya transportasi yang bisa saya gunakan selama di sana. Berbekal dari salah satu catatan perjalanan yang ada di traveller kaskus dan print out peta Pulau Belitung, saya akhirnya terbang juga dari Terminal 1C Bandara Soekarno Hatta minggu pagi.
                Perjalanan dari Jakarta ke Tanjung pandan ditempuh selama kurang lebih 50 menit. Pukul 07.00 pagi saya sudah mendarat di Bandar Udara Hanandjoeddin, Tanjung Pandan. Ada beberapa hal yang membuat saya takjub ketika pertama kali menginjakkan kaki di negeri laskar pelangi ini. Bangunan bandara di sini sangat kecil. Bandara Hanandjoeddin merupakan bandara terkecil dari beberapa bandara yang pernah saya kunjungi. Airport taxnya pun tergolong murah, hanya 11ribu! Tidak ada nama Angkasa Pura di sini. Oiya, jaringan 3 celluler di sini tidak ada sama sekali.


Bandar Udara Hanandjoeddin
Untuk mencapai kota Tanjung Pandan, tidak ada transportasi umum yang bisa digunakan dari bandara. Satu-satunya transportasi yang ada hanyalah travel. Travel di sini berupa mobil yang biasa disewakan semacam avanza dan sejenisnya. Saya sendiri menggunakan travel untuk menuju ke Hotel Surya di Kota Tanjung Pandan. Meskipun hanya berjarak sekitar 25 menit, tarif travel dari bandara ke pusat kota dipatok sebesar 40ribu. Yakh, lumayan mahal menurut saya.
                Hotel Surya berada di Jalan Dipati Endek dekat kawasan pecinan pusat kota Tanjung Pandan. Hotel ini terletak di lantai II sebuah bangunan tua di sisi kiri jalan. Di hotel ini lah saya menginap selama dua malam. Menurut penuturan petugas hotel, banyak para backpacker sebelumnya yang menginap di hotel ini. Meskipun tergolong sederhana, hotel ini cukup nyaman ditempati. Selain itu, tarifnya juga terjangkau dan letaknya berada di pusat kota. Salah satu fasilitas yang diberikan oleh hotel ini adalah sarapan pagi. Di hotel ini kita bisa menyewa motor dengan tarif 70k untuk jenis Mega pro dan 60k untuk jenis bebek. Saya sendiri jelas lebih memilih Mega pro sebagai partner untuk menjelajahi jalanan Pulau Belitung.
                Hari pertama saya putuskan untuk menjelajah sebelah barat laut pulau ini. Kondisi jalanan di Belitung sangat memanjakan sekali buat bikers. Tidak ada cacat aspal yang saya temui. Bahkan jalanannya pun lebar dan sepi. Saya sangat menikmati sekali perjalanan kali ini. Satu hal yang menjadi kekurangan di sini adalah tidak adanya SPBU yang buka sehingga untuk mengisi bahan bakar hanya bisa didapatkan melalui eceran. Hal ini tak begitu menjadi masalah karena penjual bensin eceran pun tidak sulit untuk didapatkan. Harga untuk satu liter bensin di sini dipatok sebesar 8k.

Tanjung Binga, Kampung Para Nelayan
                Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Tanjung Binga. Tempat ini merupakan desa nelayan. Banyak sekali kapal nelayan yang bisa ditemui di sekitar dermaga. Sayangnya, momen kedatangan saya ke tempat ini kurang tepat. Biasanya tempat ini diburu oleh wisatawan ketika pagi hari di mana para nelayan baru saja pulang melaut. Saya sendiri sampai di tempat ini pukul 10.00.
                Perjalanan saya berlanjut ke Tanjung Kelayang. Di perjalanan menuju ke sana, saya tertarik melihat plakat arah sebuah pantai bernama Pantai Babilaian. Jaraknya tertulis 3km dari jalan utama dan harus masuk menembus hutan ilalang. Kondisi jalannya tidak beraspal melainkan jalan tanah merah. Pantai ini termasuk pantai yang baru resmi dibuka. Pada plakat arah disebutkan jika tempat ini merupakan hasil KKN mahasiswa UGM  tahun 2013. Berbicara mengenai pantai ini, hanya satu ungkapan yang bisa saya katakan “really so beautiful”. Hamparan pasir putih dengan ombak begitu tenang dan air yang dangkal sungguh sangat memanjakan sekali sebagai tempat untuk mencari ketenangan. Apalagi pantai ini sangat sepi dan tersembunyi. Keberadaan batu-batu granit juga menjadi nilai kesempurnaan tersendiri bagi pantai ini. 

Plakat arah ke Pantai Babilaian
Jalan akses ke Pantai Babilaian
Pantai Babilaian
Setelah cukup puas menikmati keelokan Pantai Babilaian, saya bergegas ke Tanjung Kelayang. Niatan saya mulanya di Tanjung Kelayang adalah mencari wisatawan yang bisa saya ajak buat share cost untuk menyeberang ke Pulau Lengkuas. Maklum untuk penyebarangan, satu kapal tarifnya 400k. Kapal ini bisa digunakan untuk 10 orang. Sayangnya, kali ini saya tak dapat barengan. Alhasil, saya hanya memandangi laut dari tepi sambil  menikmati kelapa muda ditemani rokok dan berbincang dengan penduduk setempat.


Tanjung Kelayang
Pantai Tanjung Kelayang
Salah satu sisi keindahan Tanjung Kelayang
Pantai Tanjung Kelayang
                Setelah dirundung rasa kecewa karena tak bisa ke Pulau Lengkuas, saya langsung beranjak ke pantai paling terkenal se-Belitung. Ya, Pantai Tanjung Tinggi. Pantai yang terkenal karena film laskar pelangi. Di pantai inilah salah satu scene  film tersebut dibuat. Di bandingkan dengan Pantai Babilaian, pantai ini jauh lebih ramai oleh pengunjung. Akan tetapi batuan granit di sini sungguh tiada bandingannya. Kondisi airnya juga jernih dan sangat memanjakan wisatawan untuk bermain di sekitaran pantai bahkan hingga agak ke tengah laut. Di sini juga banyak terdapat penjual makanan yang menjajakkan menu hasil laut. Makan siang saya lewatkan di sini dengan menu cumi tepung goreng.

Scene pembuatan film Laskar Pelangi
Pantai Tanjung Tinggi
Pantai Tanjung Tinggi yang dipenuhi batu granit
Di tepi jalan yang mengakses Tanjung Tinggi sudah banyak dipenuhi oleh resort dan penginapan. Hal ini juga terlihat di sekitar Pantai Tanjung Kelayang. Sesuatu yang menurut saya sedikit heran mengenai obyek wisata di pulau ini adalah ketiadaan retribusi memasuki kawasan wisata dan biaya parkir. Hal ini tentunya sangat berbeda sekali dengan obyek wisata di Pulau Jawa. 
Saya sempat lama berada di Tanjung Tinggi karena memang terpukau dengan keindahannya. Apalagi gerimis tipis membuat suasana menjadi redup-redup romantis. Ah, seseorang ketika itu sedang saya harapkan berada di sini. Tuhan mungkin telah memberi spoiler tentang gambaran surga dalam sebuah landscape di salah satu ujung utara Pulau Belitung.

Sehabis ashar saya beranjak kembali ke hotel melalui Sijuk menuju Tanjung Pandan. Jalanan yang basah setelah diguyur hujan membuat saya teringat lagunya Ipang, Sahabat Kecil. Di sepanjang jalan banyak sekali ilalang, pantai, dan perkampungan. Ada kedamaian hati yang tak terungkap dibalik kuda besi yang saya pacu melintasi keindahan. Keindahan yang sangat berbeda dari apa yang pernah saya lihat. Keindahan yang suatu saat ingin saya lewatkan dengan seseorang.      

Perjalanan Pulang

29 komentar:

  1. wah sayang banget ngak ke lengkuas mas ;)

    BalasHapus
  2. keren mas adi, gw nyontek itinnya yah buat Januari besok ke negri laskar pelangi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jan 2014 tanggal brp kesana bro?
      aku 11-15 kali aja bisa bareng :)

      Hapus
  3. Mas adakah contact person penginapan + sewa motor coz saya juga mau solo backpacker 11-15 januari 2014 ini.
    please info ke teguhpra33@yahoo.com
    or 081218541719

    BalasHapus
  4. ada bro, ini nomernya (0719) 21550 (penginapan hotel surya). di sini bisa sekalian nyewa motor.

    BalasHapus
  5. Nice sharing..

    Mau tanya, jalan-jalan pake motor di belitung aman dan gampang gak rutenya? Pengen sih jalan-jalan disana pake motor, biar hemat.. Hehehe

    Makasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. jalannya enak, aman, sepi, lebih nyaman daripada jalanan di Jawa. Akses wisata mudah dijangkau. Boleh dibilang, infrastruktur di Belitung sudah sangat maju. sayangnya, gak ada transportasi umum. Jadi emang pake motor jadi satu-satunya solusi, kalo beramai-ramai mendingan sewa mobil sekalian.

      Hapus
  6. ijin bookmark ya, Gan. udah lama banget pengen kesana. ini lagi pantengin tiket murah :D

    BalasHapus
  7. gan, kalo sewa mobil di belitung berapan? trus bisa sewanya dimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. tarif sewa mobil sekitar 300k. gak beda jauh sama sewa mobil di bali atau di jakarta. hubungi hotel bisa minta tolong buat dicarikan. atau di bandara juga banyak.

      Hapus
  8. Grup traveller Kaskus yg mas ikuti apa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. lupa, pokoknya saya baca aja hot thread tentang itinerary ke Belitung.

      Hapus
  9. Wah, dulu saya mahasiswa KKN UGM 2013 dan kebetulan plang pantai babilaian itu saya yang buat. Terima kasih sudah datang ke Belitung dan berkunjung ke Tanjung Binga. Saya kangen kesana, selain pantai yang indah dan jalan yang sepi, penduduk disana juga sangat baik

    BalasHapus
  10. terimakasih udah mampir ke blog saya :)

    BalasHapus
  11. Ada yg mau ke belitung tahun dpn g? Brg yuk

    BalasHapus
  12. Saya dan kawan sy berdua ada rencana ksna tgl 17 Jan plg tgl 19 Jan 2015. Barangkali mau bareng ktemu dsna mbk.

    BalasHapus
  13. saya insyalla mau brangkat tanggal 6-8 Feb 2016 kesana ada tiket garuda 500rban. mungkin ada yang kesana juga bisa backpaker gabungan,

    BalasHapus
  14. saya insyalla mau brangkat tanggal 6-8 Feb 2016 kesana ada tiket garuda 500rban. mungkin ada yang kesana juga bisa backpaker gabungan,

    BalasHapus
    Balasan
    1. besok atau lusa , mau gak berangkat sama saya?

      Hapus
  15. yg mau ke belitung tgl 12-14 maret boleh gabung?

    BalasHapus
  16. memang mantap , wisata blitung, unik dan menarik. maju terus parawisata blitung

    BalasHapus
  17. saya ke belitung 16-19 November 2016..

    klo ada yg pas di sana bisa info ya..

    jadi kita bisa share perahu dll

    BalasHapus
  18. saya ke belitung 16-19 November 2016..

    klo ada yg pas di sana bisa info ya..

    jadi kita bisa share perahu dll

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh gabung nggk yg mw ke belitung November ini? Wa saya di 085319740557

      Hapus
    2. AJ darimana? Saya dr Jakarta, kita barengan ja

      Hapus
  19. Kalo ada yg mw backpaker-an ke Belitung ajak saya ya, di 085319740557.

    BalasHapus
  20. Sangat disayangkan waktu saya ksana tugu Laskar Pelangi udah nggk ada.

    BalasHapus