11 Okt 2011

Diskusi Jodoh


Hari Minggu kemarin, (9/10), Cendy datang ke kosku. Ia, sengaja ku suruh datang ke kosku karena kebetulan Riris juga ada di sini, sekedar reunian kecil-kecilan dan tentu saja melakukan obrolan ringan mengenai perempuan. Riris sendiri datang ke sini karena dia baru saja menyelesaikan prajab sebelum balik kembali ke Batam.
Sambil menikmati makanan ringan dan tentunya partner setia kami selama menghadapi perjuangan selama ini yang bernama “rokok”, kami berhasil mencetuskan idea tau teori  baru terkait masalah perjodohan. Beberapa teori berhasil kami floorkan siang itu. Teori ini bukan plagiat dari siapapun, melaiknkan murni dari kami sendiri.


A. Teori Bus
Jodoh ibarat kita menunggu bus. Kita (laki-laki) adalah seorang pelamar pekerja yang sedang menunggu bus di halte untuk pergi ke kantor guna test wawancara sebagai tahap akhir bagi calon pekerja kantor tersebut. Di dalam sayarat peraturan kantor bagi calon pelamar mengindikasikan jika kita tak boleh datang terlambat. Wawancara bagi pelamar kerja dimulai pukul 07.30 pagi. Sedangkan kita sudah berada di halte pukul 07.00 pagi. Perjalanan ke kantor menggunakan bus bisa ditempuh selama 10 menit. Namun, sekali lagi kita tak boleh datang terlambat karena bisa berujung pada tidak diterimanya kita di kantor tersebut. Jalan kaki bukan merupakan langkah realistis karena tak bisa kita lakukan.
                Setelah menunggu 5 menit, bus yang kita tunggu datang. Bus yang datang kali ini masih baru dan kelihatan bagus. Akan tetapi, bus ini sudah penuh dengan orang-orang yang mau pergi berangkat bekerja. Bus itu bisa saja dinaiki tetapi resikonya kita harus berdiri. Karena waktu masih banyak tersisa, kita menghendaki untuk menunggu bus lain saja.
                Pukul 07.10, lewatlah sebuah bus yang sepi tanpa penumpang. Namun, bus tersebut jelek dan kotor serta tak layak pakai, ibaratnya seperti metromini yang sekarang banyak beroperasi di Jakarta. Dengan kondisi bus seperti itu, kita menjadi urung untuk naik dan memutuskan untuk menunggu bus lain saja dengan harapan mendapatkan bus yang baru atau setidaknya bagus dan bersih serta tentunya sepi dari penumpang sehingga kita bisa duduk dengan nyaman.
                Hampir menunggu selama 10 menit, ternyata tak ada bus yang seperti kita harapkan tadi lewat. Lalu tiba-tiba ada bus yang lewat. Mengingat waku kurang 10 menit. Kita mau tak mau harus menumpang bus tadi daripada harus tak dapat kerja. Dan jadilah kita menaiki bus tadi. Kita pun akhirnya bisa datang tepat waktu ke kantor. Selang beberapa hari kemudian kita menerima pengumuman bahwa kita diterima sebagai pekerja baru di kator tersebut.
                Kesimpulan yang dapat diambil dari kisah tadi adalah ketika tiba kita pada waktunya untuk memutuskan sesuatu karena “kepepet”, mau tak mau kita harus berani mengambil keputusan tersebut. Ibaratnya ketika kita sudah matang usia untuk kawin, mau tak mau kita ahrus kawin. Perempuan yang kita kawini terkadang tak sesuai dengan yang kita harapkan seperti yang bus kita tunggu tadi. Namun, sekali lagi kita harus kawin karena hal itu merupakan kebutuhan dan sunah rasul.
Riris, Preman Cukai Batam





B. Teori Badminton
Kita (lelaki) adalah seorang yang tak bisa bermain badminton sama sekali. Dan dalam beberapa hari  ke depan ada kejuaraan yang menuntut kita untuk berpartisipasi. Karena sama sekali tak bisa bermain, maka kita berlatih.
Latihan pertama adalah bagaimana caranya agar kita bisa service shuttlecock. Setelah latihan pertama berhasil, latihan selanjutnya adalah melop bola ke bidang lawan. Kedua bentuk latihan tersebut bisa dibilang menjadi aspek dasar pertama dalam bermain badminton. Akan tetapi, untuk bisa menang, kita tentunya juga harus bisa melakukan smash ke arah bidang lawan dengan pukulan keras dan tajam. Untuk itu, kita berlatih bagaimana caranya melakukan smash dan memukul bola secara sempurna. Kemampuan kita akan menjadi sempurna apabila kita juga bisa bertahan dengan baik menghadapi gempuran lawan. Sebagai penutupnya guna mempersiapkan diri ke kejuaraan, kita berlatih tanding dengan pebulutangkis lain.
Cendy Adam
Cerita yang ditelorkan Cendy di atas bermakna lebih tentang bagaimana kita sebagai seorang pria jomblo bisa mendapatkan perempuan. Hal yang pertama kita lakukan  adalah melakukan pendekatan sedikit demi sedikit sampai akhirnya kita bisa mendapatkan perempuan tersebut. Bisa dibilang, untuk mendapatkan perempuan ibaratnya hal yang kita lakukan adalah menganalogikan hal tersebut dengan sebutan “iseng-iseng berhadiah”. Hal pertama kali yang kita lakukan dalam mendekati perempuan adalah dengan perbuatan iseng-iseng dan secara tak langsung  bertujuan untuk menarik hati sang perempuan. Tanpa berharap lebih jauh untuk bisa mendapatkan sang perempuan ini, kita semestinya juga sudah siap kalau diacuhkan sang perempuan. Namanya juga iseng-iseng. Seperti halnya kita memancing, kadang dapat kadang tidak. Namun, terkadang kita memang harus merayakan kegetiran akibat penolakan perempuan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar