5 Okt 2011

TIM PENGEJAR SUNRISE


Edisi catatan saya kali ini akan membahasa tentang organisasi pendaki gunung yang beberapa tahun lalu cukup exist di lingkungan SMA N 3 Surakarta. Di tulisan ini, saya memfokuskan untuk bercerita tentang orang-orang yang  terlibat dalam organisasi ini.
Sudah lebih tiga tahun organisasi ini berdiri. Meskipun mengalami pasang surut, TPS atau yang kurang dikenal sebagai Team Laufennach Die Sonnenaufgang ternyata masih berdiri sampai sekarang. Pergantian ketua tim sampai berpencarnya anggota ke pelosok penjuru negeri tak mampu menghapus kebersamaan kami sebagai anggota TPS. Yakh, meskipun kami sekarang hanya bisa bersua setahun sekali.
Saya tak akan membahas sejarah berdiri dan perkembangan organisasi ini karena hal itu sedikit sudah tersirat dalam catatan saya terdahulu. Untuk itu perkenankanlah saya untuk memperkenalkan para anggota TPS di bawah ini.

MAIN MEMBER

Riris Aditya
Pria ini bisa disebut sebagai peletak pondasi pertama sejarah berdirinya TPS. Lewat kemampuan mulutnya yang berbisa, dia berhasil menggaet beberapa anak XI IA 1 untuk menjadi antek-anteknya. Secara mutlak dia terpilih menjadi ketua TPS periode pertama (2008). Pria yang berhobi berkaraoke ini sekarang bekerja di Kantor Kepabeanan tipe B di Batam. Semasa kepemimpinannya, TPS melakukan beberapa manuver untuk menunukkan exsisitensinya. Beberapa hal yang menjadi indikasinya adalah pembuatan jaket kebesaran TPS dan pendakian perdana ke Gunung Lawu. Di kalangan anggota TPS lain, dia dikenal sebagai pendaki yang hanya bermodal nekat. Bagaimana tidak, setiap mendaki dia hanya membawa dua bungkus supermie dan sering mebajak perbekalan teman-temannya. Pendakian pertamanya hampir berujung pada kematian, dia dihempas badai sewaktu akan menuju Hargodumilah dari Pos IV.  Selepas lulus SMA, gitaris amatir yang pernah dikhianati seorang pramuria ini melanjutkan pendidikannya di STAN PRODIP 1 BC Malang. Selepas itu mula, tampuk kepemimpinan TPS dimandatkan ke teman laki-lakinya, Kharisma.

Riris, siluman naga berkepala babi  

Kharisma Pribadi
Orang-orang lebih mengenalnya sebagai pongo. Pria kelahiran 1 April lebih dari 20th lalu ini merupakan ketua TPS periode kedua. Saat ini, mantan ketua kelas XII IA 1 ini sedang menyelesaikan sekolah sarjananya di jurusan informatika UNS. Di bawah kepemimpinannya, TPS melaksanakan pendakian paling masal ke Gunung Sumbing sebagai wujud diangkatnya dia sebagai ketua tim yang baru sekaligus perpisahan bagi anggota-anggotanya yang melanjutkan study ke luar kota. Jam terbang mendakinya bisa dibilang lebih banyak daripada Riris, tercatat dia sudah pernah ke tiga gunung yang berbeda, Lawu serta dua kali ke Merbabu dan Sumbing. Tampuk kekuasaannya diserahkan ke Basuki ketika mendaki Gunung Merbabu selepas lebaran taun lalu. Drummer amatiran yang bertempat tinggal di LA ini sekarang sudah sangat jarang dan bsia ditemui karena sibuk melakoni profesi barunya sebagai ustadz.

Kharisma Pongo

Basuki
Nama aslinya adalah Sandi. Nama panjangnya Sandi. Nama bapaknya adalah Harmo. Nama Panjang bapaknya adalah Harmo. Tempat tinggal di Kaliyoso. Pria paling tua (lahir 8 April 1990) dari kami ini adalah ketua TPS periode ketiga. Dia dikenal sebagai orang yang gemar boker saat mendaki karena hampir dapat dipastikan dia meninggalkan jejak berupa tai ketika mendaki. Pengalamannya bisa dibilang lebih banyak dari dua ketua pendahulunya. Semasa SMA dia pernah menginjakkan kakinya ke Lawu, Merapi, Merbabu dan Sumbing. Ini belum ditambah dengan segudang pengalaman yang ia peroleh karena menjadi anggota MAPALA ITS. Meskipun terlihat koplak, dia menjadi satu-satunya dari kami yang diterima oleh 2 PTN yang berbeda setelah lulus SMA: UGM dan ITS. Kiper amatir kelas IA 1 ini sekarang aktif di beberapa EO sehingga ia jarang pula untuk balik ke Kota Solo. Tak terdengar kabarnya selama 2th, akhir-akhir ini katanya dia sudah punya dua anak di Surabaya. Sebagai orang yang paling tua, sudah jelas dia yang paling calm di antara kami karena terlihat paling bijak dan paling dewasa. Akan tetapi anehnya, pria ini adalah yang paling tidak dilirik wanita sama sekali di antara kami. Satu hal yang masih sama pada pria ini adalah HP SEnya yang sudah dia pakai sejak SMP dan di dalamnya ada folder bernama virus.

Sandy alias Basuki

Rudy Purwanto
Asal Purwantoro. Mantan ketua X6. Penaksir beberapa wanita tapi tak ada yang didapat (sudah jadi resiko sebagai kutukan kalau mempunyai jaket TPS). Di antara kami, dia yang paling tulus dan setia pada kawan. Setiap mendaki, dia hampir selalu menjadi swiper untuk menemani kawan-kawannya yang mengalami gangguan fisik. Meskipun tubuhnya kecil, tenaganya besar. Dia bisa lambat, bisa juga gesit bagaikan ular. Seluruh gunung di Jawa tengah sudah pernah ia taklukkan, mulai dari Lawu, Merapi, Merbabu, Sumbing, Sindoro dan yang terbaru: G. Slamet. Kebiasaannya ketika mendaki adalah membawa sepatu cat dan bendera Juventus, maklum dia penggemar setia Si Nyonya Tua, sama seperti bung Riris, meskipun tim kesayangannya terlanda kasus calciopoli. Saat ini dia sedang menempuh pendidikan D IV di STID Al Hadid Surabaya. Penggemar music grunge ini merupakan kandidat kuat pengganti Basuki sebagai ketua tim yang harus lengser tahun ini.

Rudy wowor

Alwan Zamroni Khalid
Anggota TPS termuda ini berasal dari Ngawi. Pendidikan menengah pertama dia selesaikan sebagai santri di Ponpes Assalam. Dia yang paling ambisius dan bersemangat di antara kami tapi juga paling ceroboh (kerap tabrakan).  Karir higlandernya maju begitu pesat ketika menjadi anggota PALASMAGA. Namun, seiring lulus dari SMA karirnya terus meredup. Sudah lebih dari dua tahun ia tak mendaki. Obesitas disinyalir menjadi penyebabnya. Kisah cintanya sewaktu SMA begitu tragis. Hal inilah yang membuat dia menjadi suwung. Kesuwungannya tergambar lewat banyak video lipsing yang ia buat ketika mendaki. Ini belum termasuk puisi-puisi yang tak bermutu dan selalu membuat kami tertawa. Sebagai contoh adalah kemarin sewaktu futsal. Berposisi menjadi bek, dia sempat-sempatnya berpuisi untuk menganggu konsentrasi penyerang lawan. Alhasil, seluruh pemain di lapangan tertawa terpingkal-pingkal. Meskipun saat ini pensiun sementara waktu, pencinta musik melayu (ex: ST 12) ini sudah cukup makan garam di dunia pendakian. Saking pengalamannya, dia selalu membawa sabun muka ketika mendaki dan menghabiskan air yang kami bawa untuk menggantengkan wajahnya yang unyu.  Saya tak tau apakah obsesinya menaklukkan Jaya Wijaya masih tersisa di jiwanya. Yang jelas, mahasiswa jurusan Akuntansi UGM ini dahulu adalah pelopor saya dalam mendaki.

Alwan si bocah suwung

Bima A. Putra
Sangat sulit menceritakan pria kelahiran Jayapura ini. Selain hobi menggunung, kegiatan berbau petualangan sampai kecintaan terhadap lingkungan ia jabani. Sudah tak terhitung lagi, berapa gunung yang ia daki, berapa pantai yang ia kunjungi, berapa pulau yang  pernah ia tapaki, dan berapa lautan yang ia salami. Yang jelas bangku perkuliahan (Kelautan UNDIP)  yang ia tempuh saat ini kelihatannya mampu untuk mangakomodir hal itu. Setelah lulus SMA, dia yang paling jarang berkumpul dan bertualang lagi dengan kami. Akhir-akhir ini terdengar kabar jika ia tergabung dalam LSM yang menangani konservasi orang utan.

Bima 

Cendy Adam
Pria kelahiran Banjarmasin sehari sebelum HUT RI ke 45 ini merupakan pria paling vocal di antara kami. Harus saya akui jika ia memang kritis. Hal itu bisa dilihat dalam catatan-catatan yang ia buat. Tak mengherankan jika ia dulu sewaktu SMA terpilih menjadi ketua muda OSIS. Perjalanan karirnya sebagai highlander dimulai bulan Januari 2008 yang kala itu juga merupakan pendakian cikal bakal berdirinya TPS. Sewaktu belum menjadi anggota, pria ini bisa dibilang cukup sukses di dalam percintaan. Akan tetapi hal itu berubah drastis setelah menjadi anggota TPS. Setelah keluar dari STID Al Hadid, ia saat ini menempuh pendidikan Hukum di Universitas Indonesia. Meskipun badannya kecil, ia mampu mendaki dengan gesit bagaikan ular. Pria ini kelihatannya sudah tak mendaki lagi, sama seperti Alwan. Hari-harinya disibukkan dengan kegiatan untuk menggapai obsesinya menjadi jaksa masa depan ditemani kawannya yang paling setia; Tuhan 9 cm.
Cendy, mahasiswa hukum UI 

Aziz M. Adi
You know me so well





ADDITIONAL MEMBER

Ahimsa D. Afrizal
Dulu sewaktu SMA, pria ini sering mendaki bersama kami. Apalagi dia juga tercatat sebagai anggota PALASMAGA, sama halnya dengan Alwan. Lawu, Merbabu dan Sumbing adalah saksinya. Meskipun sering terlibat dalam petualangan bersama kami, Ahim belum bisa disebut anggota utama TPS karena dia tak memiliki jaketnya. Hal inilah yang membuat nasib percintaannya tak sama seperti halnya dengan anggota utama. Harus saya akui juga, sebagai orang yang hobi membaca dan berwawasan luas, pria ini memang berpikiran lebih tajam di antarakami. Kandidat kuat ketua BEM UNAIR ini sementara waktu memutuskan pensiun karena mengalami problem obesitas.


Asep S.
Ikut mendaki sekali ketika ke Sumbing, Juni 2009. Meskipun sewaktu itu masih newbie, kemampuannya tak bisa dipandang sebelah mata. Mahasiswa Sipil UNDIP ini keliahatannya masih berhasrat untuk bertualang, nyatanya kemarin dia menunjukkan ketertarikan untuk ikut ke G. Slamet. Meskipun gagal terealisasi karena waktu.



Aryo K.
Pengalaman pendakiannya sama halnya dengan Asep. Adik kandung Riris Aditya ini pada akhirnya terkena pengaruh saya dalam hal bertualang  pasca pendakian dari Sumbing, petualangan ke Pulau Sempu adalah saksinya.



Panji
Dua kali ikut pendakian, Lawu dan Sumbing. Meskipun badannya tambun karena sering makan babi, ternyata kemampuannya dalam mendaki cukup mumpuni. Saudara sepupu Riris Aditya ini memang paling berbeda di antara kami, selain berasal dari SMA yang berbeda (SMA 5), disinyalir dia homo. Penyembah Tuhan 9 cm ini sebenarnya tak jauh beda dengan Riris Aditya ketika bertualang: hanya bermodal awak sehat.


Wahyudin
Sekali ikut sewaktu pendakian ke G. Lawu karena saya ajak. Saya tak tau apakah dia suka bertualang atau tidak, nyatanya setaiap kali saya ajak dia selalu tak bisa dengan dalih mengerjakan proyek mahasiswanya. Mahasiswa Planologi UNS yang punya mimpi menjadi Walikota Solo ini katanya sudah nikah, bener gak sih?



David
Resmi masuk dalam nama-nama ini karena berhasil menaklukkan Gunung Slamet bersama dengan saya dan Rudy. Sebenarnya pendakian pertamanya dimulai tiga tahun lalu tepatnya saat TPS mengadakan pendakian ke G. Lawu yang bertepatan dengan Pendakian Masal Palasmaga.


PENGGEMBIRA
Disebut penggembira karena tak pernah terlibat dalam kegiatan TPS meskipun punya jaket kebesaran.

Habibie
Mahasiswa kedokteran UMY yang disinyalir tak boleh ikut mendaki gunung oleh orang tuanya. Meskipun demikian ketua sekaligus maskot Kos Memet ini memiliki jaket TPS. Po ra ngeriw?

dr. habibie


Indra Fery I.
Anggota PALASMAGA ini pernah ke G. Lawu memang, tapi tak pernah terlibat secara langsung dengan kegiatan yang diadakan TPS. Terdengar kabar dari kawan lama SMP saya yang kuliah di Akuntansi UNDIP, Galang, bahwa Fery masih sering menggunakan jaket kebesaran TPS.


Fery, kalo mau pesen gitar ngomong aja ke dia





PENJELAJAH ALAM
Perjalanan awan di langit bagai petualangan manusia
Beriring sambil saling menyapa memberikan arti pada waktu bersama
Butiran air jatuh ke bumi
Itulah asalnya darimana dia datang
Awan di langit kini berpencar

memisah diri terkena badai
Entah kapan dapat berkumpul
Apakah mungkin tidaklah mungkin
Ku pandang awan dari tidurku
Dari balik jendela aku bersenandung
Petualangan awan di langit yang lebar
Bagai petualangan manusia
Di dalam hasratnya
Di dalam hidupnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar