24 Agu 2014

percakapan rahasia


N: "kenapa dulu kau  pergi?"
A: "sepertinya aku tak bisa diam saja dalam menunggu kedatanganmu. lalu aku memutuskan untuk berlayar menjelajah samudera. singgah ke beberapa dermaga. mendapatkan kisah dan petualangan  yang kiranya bisa ku ceritakan padamu."
N: "kenapa kini kau kembali?"
A: "aku sudah memutuskan, kepadamu aku akan pulang dan melabuhkan diri. sepanjang hidupku..."

beberapa kisah terjadi begitu epic ketika kau memutuskan untuk meninggalkan sebuah kota karena sebuah keputusasaan. dan kini kau kembali lagi ke kota itu untuk menjemput impian yang kau sebut "cinta".

*parijs van java suatu ketika. latar yang terlupa.

21 Agu 2014

#NA


kau tahu apa yang terjadi setelah pertemuan kita di stasiun pagi itu?
tiada hari ku lewatkan tanpa memikirkanmu.
berharap semesta menyuakan kita kembali dalam sebuah perjalanan.
kita bisa berbagi cerita atau mendedangkan lagu mengisi kekosongan waktu.

aku menyusun siasat mewujudkan itu.

18 Agu 2014

candu

-afif
candu bukan lagi tentang rokok yang begitu nikmat ku hisap aromanya, ketika inspirasi hilang dari kehidupan.
candu bukan lagi tentang secangkir kopi atau sebotol alkohol yang biasa ku teguk malam hari sepulang kerja.
candu bukan lagi tentang kokain yang terkadang ku hirup untuk sekedar mendapatkan ecstasy dan keriangan.

candu adalah engkau, tempat kepulangan yang ku tuju
menatap senyum yang tergores di wajahmu
segala inspirasi kembali hadir, 
meluruhkan segala beban dan mendatangkan keriangan

tak perlu kata untuk menerjemahkan dirimu
engkau sudah menjadi candu
jadilah selalu seperti itu: tempat aku berpaling

Agustus, 2014

17 Agu 2014

Dirgahayu


Dirgahayu kemerdekaan bangsaku.
Telah berkali-kali kita ucapkan dirgahayu
dengan jiwa yang bangga.
Berkali-kali dengan hati yang senyum,
juga kali ini kita ucapkan lagi dirgahayu di bawah tiang bendera,
namun dengan hati yang gundah dan bibir yang kelu.

Keceriaan merah putih yang melambai,
kali ini terlihat seperti menebarkan keresahan.
Angin yang berhembus menerbangkan debu-debu panas, mengotori kainnya.
sedang kemarau panjang di negeriku belum juga usai.

Di sini, juga di tempat jauh di sana,
dirgahayu bukan untuk kebencian,
dirgahayu bukan untuk kesengsaraan,
dirgahayu bukan untuk air mata,
dirgahayu untuk senyum yang panjang...

*dirgahayu negeriku 69

10 Agu 2014

My Adventure Equipments

Sudah tujuh tahun lebih petualangan membawaku ke berbagai sudut penjuru. Menikmati ragam keindahan alam dan keramahan masyarakat yang selalu memberi senyum ketika kusapa. Gunung, hutan, dan bukit, di sana semua kenangan tergores. Memberikan jawaban atas rasa keingintahuan dan penasaranku. Dan sampai pada akhirnya,  waktu tak terasa membawaku semakin berlalu pada kenangan-kenangan tadi. 

Entah kenapa, aku kali ini benar-benar sudah tak punya hasrat untuk kembali mendaki. Ini jelas sebuah pertimbangan yang sudah kupikir matang-matang. Karir pekerjaan sudah menantiku di depan. Aku pikir sudah tak ada lagi waktu yang tersisa untuk mengukir kembali kenangan-kenangan tadi. 

Ah, aku merasa jadi semakin bertambah tua. Aku merasa begitu ketika melihat banyak pendaki yang kujumpai di Cemoro Sewu seminggu lalu ketika sedang jalan-jalan ke sana dengan keluarga. Aku melihat keceriaan dan kelelahan berpadu di wajah mereka. Mereka umumnya masih muda, kuterka masih usia anak sekolah. Ini membuatku terkenang pada setiap pendakian yang sudah terlampaui dulu. Ya, di Gunung Lawu. Di sini aku pertama kali memulai pendakian. Di sini pula aku terakhir kali mendaki. Ada sepuluh gunung berbeda yang sudah kutapaki serta sembilan belas pendakian yang pernah kulakukan.

Di setiap pendakian selalu ada peralatan yang senantiasa setia aku bawa. Dulu waktu masih awal mendaki, peralatan yang kupunya masih sangat sederhana dan belum bisa dikatakan safety. Bahkan untuk bekal saja, rombonganku biasanya cuma membawa mie dan roti. Kalau ingin minum yang hangat-hangat ya cukup menyeduh kopi susu dengan kompor parafin dan panci seadanya. Maklum, saat itu uang saku masih terbatas. Tak mampu untuk membeli peralatan gunung yang harganya cukup mahal, kecuali kalau mau menabung. Seiring berjalannya waktu, aku pun akhirnya mampu melengkapi peralatan pendakian. Berikut ini  jenis dan brand apa saja yang  aku gunakan selama pendakian. 


slayer (2008-2012)
Jacket (2008-2010)

tent socks (2011-present)

nesting & gasmate (2011-present)

carrier (2008-2014)
rain cover (2011-2014)

jacket wind stoper (2007-2013)
jacket karakoram (2014-present)
pants (2011-2013)

sleeping bag (2012-present)

sleeping bag (2008-2012)

watch (2013-present)

sandal (2012-present)

tracking pole (2014-prresent)

 trousers (2007-2010)
hat casual (2008-2011)
hat indiana (2014-present)
clothes (2008-2013)
t-shirt (2014-present)
pants (2011-present)
slayer (2008-present)
matras (2007-present)

jacket argon pro (2014-present)

hiking shoes (2009-present)
climbing shoes (2012-present)

Slayer (2007-2010)

Jacket reborn_02(2008-present)


3 pants (2007-present)

9 Agu 2014

Apa yang kau bisikan pada mimpiku tadi malam?


................................................................................................................................................

“Engkau terlambat!”, begitu katamu.
Begitu berat rasanya kau mengatakan. Aku melihat sendu sembab di matamu.
“Apa benar-benar sudah tidak ada jalan untuk kembali pulang?”, aku bertanya lirih.
Engkau terdiam, seperti tiba di persimpangan. Aku menyesalkan masa lalu yang kutinggalkan tanpa pesan.

Apa yang sebenarnya kau bisikan pada mimpiku tadi malam?
Apakah itu hanya sekedar mimpi atau lebih dari sebuah kenyataan?

Aku memang terlambat. Aku belum menjadi apa-apa. Lantas, kenapa dulu kau begitu berharap? Dan tiba-tiba secara begitu saja, kau mengambil sikap yang sebaliknya. Seseorang mendahuluiku mengetuk pintu rumahmu. Engkau serasa menjadi asing. Aku kamus akan hal itu. Apa benar perempuan tak bisa menunggu?

Tidakkah engkau ingin menemaniku dalam perjuangan? Kau juga sama-sama masih berjuang, bukan? Kita setidaknya bisa saling mengisi atau menyemangati. Sebuah kehormatan bagiku jika kau sudi dan setia menemani dalam perjuangan. Aku pun juga akan melakukan hal yang sama. Kita bisa saling mengisi dan menyemangati dalam setiap jengkal perjuangan yang kita lakukan. Kau ingin aku perjuangkan, bukan?

Apa yang kau bisikan pada mimpiku tadi malam?

Aku paham, lelaki berhak memilih. Dan aku juga mulai sadar, perempuan lah yang berhak untuk memutuskan.


Pagi. Agustus, 2014.

7 Agu 2014

Reuni


Tak bisa dipungkiri jika seiring berjalannya waktu, setiap orang berubah. Entah itu penampilan, kehidupan, atau mungkin hal lainnya. Perubahan itu secara tidak langsung akan tersadari ketika waktu menuntun kita pada perjumpaan kembali. Kesadaran itu timbul karena sebuah penilaian atau kesan. Penilaian kepada seseorang selalu berdasar atas kesan terakhir ketika berjumpa atau menjalin hubungan dengan orang tersebut.

Minggu lalu, aku menghadiri sebuah reuni sekolah menengah atas. Tak terasa, sudah lima tahun seragam putih abu-abu kutanggalkan. Waktu seolah cepat berlalu. Dan kali ini waktu pula yang mengantarkanku kembali kepadamu dan bersua kembali dengan mereka, kawan-kawan lama.

Aku tak hendak membicarakan tentangmu di sini, yang menilai sajian masakan ayamnya di acara reuni itu  terasa begitu pedas. Aku hendak membicarakan mereka, yang mampu menggugah kesanku.

Pertemuan kembali, begitu dalam KBBI menjelaskan arti mengenai kata reuni. Setengah dasawarsa terlewati. Disadari atau tidak, diri beranjak menua. Banyak cerita pastinya yang terukir selama waktu itu terlampaui. Perbincangan pada peristiwa seperti ini selalu membahas tentang masa lalu dan kesibukan yang terjalani kini.

Ada beberapa hal yang aku betul perhatikan dari mereka. Pertama, soal penampilan. Banyak perubahan yang kuamati. Mereka (dalam hal ini wanita) sudah mulai pandai berdandan. Mempercantik diri dengan bedak atau bahkan dengan perhiasan. Dan itu asli, mereka jadi kelihatan lebih cantik dan menarik. Aku tidak tahu ini hanya opiniku saja atau memang faktanya demikian. 

Kalau kata seorang kawan, sebut saja namanya Adam, itu semua karena uang. Mungkin ada benarnya juga, uang bisa merubah penampilan seseorang. Apalagi wanita gemar menginvestasikan uang untuk penampilan. Ya wajar saja, mereka sudah bisa cari uang. Umur juga tambah tua. Untuk menarik perhatian seorang pria, kurasa ini perlu. 

Untuk kaum pria, juga tak kalah kelihatan tajir. Ada yang sudah punya mobil. Penampilan wajah mereka juga kelihatan lebih bersih berseri. Kuterka, kaum pria seperti ini rajin ke klinik pijat atau salon perawatan diri. Dan untuk hal ini, lagi-lagi dibutuhkan uang. Mungkin ini juga strategi untuk menarik perhatian wanita.

Selain penampilan, hal yang tak kalah untuk diperhatikan adalah kehidupan yang mereka jalani. Perjalanan waktu membawa mereka ke berbagai peristiwa. Banyak hal terjadi dan terlewati . Itu semua membawa mereka ke titik ini. Aku lebih suka mengulik kehidupan mereka yang satu almamater kampus denganku. Sebagian dari mereka beruntung karena mendapatkan kota penempatan kerja yang dibilang manusiawi. Namun, ada juga dari mereka yang harus terima nasib karena dibuang ke daerah antah berantah. Cerita kawan lain, tak kalah menariknya. Mereka yang sudah menyelesaikan bangku perkuliahan, kini beragam kesibukan dan kerjanya. Kebanyakan dari mereka mengadu nasib di Jakarta, sebagian lagi di kota lainnya. Aku sendiri tak tahu waktu akan membawaku berlabuh ke mana.

Cukup terharu dan penasaran juga dengan beragam kisah yang mereka jalani. Reuni ini seperti membangkitkan kembali potret kenangan tempo dulu. Aku jadi teringat dengan masa-masa mudaku.
aku dan mereka


Salamku Sahabat
Telah lama tak bersua. 
Dan sekarang kau di depan mata.
Tak berubah, sikap tutur kata.
Tetap akrab, ceria hangatkan jiwa.
Sahabat, penuh suka.
Betapa bahagia berjumpa. Salamku.
Apa kabar di hidupmu.
Sekian waktu, adakah kau baik selalu.
Sahabat, dalam duka.
Pelita kecil dalam gulita. Salamku.
(untuk berbagi beban dan saling mengisi tak perlu kita sendiri)
Oh, katakan rahasiamu ketika tak usah orang tau.
Salam hangat tuk sahabat.

Solo, Agustus 2014