7 Agu 2014

Reuni


Tak bisa dipungkiri jika seiring berjalannya waktu, setiap orang berubah. Entah itu penampilan, kehidupan, atau mungkin hal lainnya. Perubahan itu secara tidak langsung akan tersadari ketika waktu menuntun kita pada perjumpaan kembali. Kesadaran itu timbul karena sebuah penilaian atau kesan. Penilaian kepada seseorang selalu berdasar atas kesan terakhir ketika berjumpa atau menjalin hubungan dengan orang tersebut.

Minggu lalu, aku menghadiri sebuah reuni sekolah menengah atas. Tak terasa, sudah lima tahun seragam putih abu-abu kutanggalkan. Waktu seolah cepat berlalu. Dan kali ini waktu pula yang mengantarkanku kembali kepadamu dan bersua kembali dengan mereka, kawan-kawan lama.

Aku tak hendak membicarakan tentangmu di sini, yang menilai sajian masakan ayamnya di acara reuni itu  terasa begitu pedas. Aku hendak membicarakan mereka, yang mampu menggugah kesanku.

Pertemuan kembali, begitu dalam KBBI menjelaskan arti mengenai kata reuni. Setengah dasawarsa terlewati. Disadari atau tidak, diri beranjak menua. Banyak cerita pastinya yang terukir selama waktu itu terlampaui. Perbincangan pada peristiwa seperti ini selalu membahas tentang masa lalu dan kesibukan yang terjalani kini.

Ada beberapa hal yang aku betul perhatikan dari mereka. Pertama, soal penampilan. Banyak perubahan yang kuamati. Mereka (dalam hal ini wanita) sudah mulai pandai berdandan. Mempercantik diri dengan bedak atau bahkan dengan perhiasan. Dan itu asli, mereka jadi kelihatan lebih cantik dan menarik. Aku tidak tahu ini hanya opiniku saja atau memang faktanya demikian. 

Kalau kata seorang kawan, sebut saja namanya Adam, itu semua karena uang. Mungkin ada benarnya juga, uang bisa merubah penampilan seseorang. Apalagi wanita gemar menginvestasikan uang untuk penampilan. Ya wajar saja, mereka sudah bisa cari uang. Umur juga tambah tua. Untuk menarik perhatian seorang pria, kurasa ini perlu. 

Untuk kaum pria, juga tak kalah kelihatan tajir. Ada yang sudah punya mobil. Penampilan wajah mereka juga kelihatan lebih bersih berseri. Kuterka, kaum pria seperti ini rajin ke klinik pijat atau salon perawatan diri. Dan untuk hal ini, lagi-lagi dibutuhkan uang. Mungkin ini juga strategi untuk menarik perhatian wanita.

Selain penampilan, hal yang tak kalah untuk diperhatikan adalah kehidupan yang mereka jalani. Perjalanan waktu membawa mereka ke berbagai peristiwa. Banyak hal terjadi dan terlewati . Itu semua membawa mereka ke titik ini. Aku lebih suka mengulik kehidupan mereka yang satu almamater kampus denganku. Sebagian dari mereka beruntung karena mendapatkan kota penempatan kerja yang dibilang manusiawi. Namun, ada juga dari mereka yang harus terima nasib karena dibuang ke daerah antah berantah. Cerita kawan lain, tak kalah menariknya. Mereka yang sudah menyelesaikan bangku perkuliahan, kini beragam kesibukan dan kerjanya. Kebanyakan dari mereka mengadu nasib di Jakarta, sebagian lagi di kota lainnya. Aku sendiri tak tahu waktu akan membawaku berlabuh ke mana.

Cukup terharu dan penasaran juga dengan beragam kisah yang mereka jalani. Reuni ini seperti membangkitkan kembali potret kenangan tempo dulu. Aku jadi teringat dengan masa-masa mudaku.
aku dan mereka


Salamku Sahabat
Telah lama tak bersua. 
Dan sekarang kau di depan mata.
Tak berubah, sikap tutur kata.
Tetap akrab, ceria hangatkan jiwa.
Sahabat, penuh suka.
Betapa bahagia berjumpa. Salamku.
Apa kabar di hidupmu.
Sekian waktu, adakah kau baik selalu.
Sahabat, dalam duka.
Pelita kecil dalam gulita. Salamku.
(untuk berbagi beban dan saling mengisi tak perlu kita sendiri)
Oh, katakan rahasiamu ketika tak usah orang tau.
Salam hangat tuk sahabat.

Solo, Agustus 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar