1 Okt 2014

Melankolis


I. Sanur
Mentari belum terbit. Hari masih gelap. Keriuhan belum menampakkan diri. Aku mengayuh sepeda di sepanjang bibir pantai. Berteman dengan kabut pagi dan suara ombak yang perlahan menepi. Tempat ini masih dibekap oleh sunyi. Aku tak pernah menemukan pagi selembut ini. Berharap suatu hari nanti dapat menyusuri kembali pantai ini dengan nuansa yang mesra. Lalu kita sama-sama melihat mentari terbit di cakrawala.
'Juli '13 *cp

II. Tj. Kelayang-Tj. Tinggi
Pelangi menghias langit. Sore ini, hujan baru saja reda. Aku berkendara sendiri melintasi jalanan Belitong yang sepi. Di sisi kanan,  ilalang tinggi terhampar. Di sisi kiri, pantai dan bebatuan granit terlihat begitu memanjakan mata. Tempat ini seperti surga. Keindahannya tiada tara. Hanya saja - sepengetahuanku, di surga ada bidadari bermata binar. Mampus aku, terlena oleh keindahan dalam kesendirian. Secara tiba-tiba, aku merindukan seseorang.
'Sept 13 *iz

III. Cihampelas
Bioskop malam baru saja usai. Aku berjalan sendiri menuju hotel. "kota ini sudah banyak berubah dari terakhir kali ku kunjungi", pikirku. Waktu beranjak menuju tengah malam, lalu hari sudah berganti sejak beberapa menit yang lalu. Aku masih berjalan sendiri, mengamati sekitar. Keadaan sepi dari hiruk pikuk kehidupan. Kenangan-kenangan berhamburan mengisi sudut-sudut jalanan - memenuhi pikiranku; "sudah lama sepertinya kota ini ku tinggalkan". Seraut bayang tiba-tiba menjelma rasa - melankolis. Berharap ia yang sudah tak ada datang menyapa. Sampai aku hilang di ujung jalan, tetap saja tak ada sapa. Ku terka, angin malam pasti tertawa.
'Mei 14 *ga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar