13 Feb 2010

Terasing



Bagai ombak yang terdampar di pantai kehidupan. Terkirimlah aku  dalam keterasingan. Sementara gelombang pecah di tepian karang. Nada-nada kehidupan masih terdengar sumbang. Sekian waktu aku termangu. Melamutkan segala rindu pada masa lalu. Bayang-bayang yang ku kenal terasa makin jauh. Hingga ku sadari,  diri ini sendiri.

Agustus, 2009,

5 Feb 2010

untuk donna (sahabatku)


Aku bertanya, “kenapa aku masih terasa berat untuk melepasmu di pagi ini?”. Hanya di akhir waktu ini kita merasa dekat, dan kini kau harus begitu cepat untuk pergi dari sisi kehidupanku yang menyimpan sejuta pertanyaan. Masih terngiang pada diriku tentang yang kita alami semingu ini, tapi kau tau kita tak bisa melangkah lebih jauh dalam problematika ini. Kemarin malam kala aku bersamamu, bercerita, mencari rahasia di balik rahasia. Terbesit kembali olehku sebuah mozaik baru dalam cerita kehidupan ini yang mungkin kau tak kan pernah mengerti, bahkan aku juga tak tau apa maksud semua ini.

Setidaknya ku ingin mengucapkan terimakasih kepadamu yang telah memberiku petuah kepadaku untuk memandang lepas keluar dari persimpangan ini, meski aku belum bisa menentukan jalan yang akan ku tuju. Semoga suatu saat nanti kita bersua kembali. Ku ingin jiwamu yang bersahabat itu selalu ada untuk ku. Bersama-sama lagi menghayati malam, melintasi jalan hidup yang begitu bergelombang.

Semoga kau dapatkan apa yang kau cari, meski ku tak tau lagi ke mana aku harus mencari sosok seperti dirimu.
Kembali ku berkata, "betapa besarnya cinta-begitu sempitnya waktu".
Kita tak pernah merasa kehilangan jika kita tak pernah merasa memiliki, bukan?

(20 Juni 2009)

Boeat Repoeblik Napsu

Entah masih berapakah hari tersisa yang masih bisa kita lewati. Malam ini ku coba untuk tak kutitihkan air mata, mengenang perjalanan waktu yang semakin berlalu. Kebersamaan itu telah bermuara ke dalam telaga jiwa, berpadu dalam kenangan dan harapan hidup menuju ke depan.

Dulu kita hampir selalu bersama mewarnai hari bercerita tentang idealisme dalam kehidupan yang semakin membiru. Hanya berharap, semoga semua akan tetap abadi dalam diri kita masing-masing. Rasanya kita memang tak punya banyak prasasti, kecuali apa-apa yang masih kita simpan di hati untuk saat ini dan nanti.

Tak terasa sebuah masa begitu cepat terarungi, dan kita semua telah menyelesaikan ini. Kehidupan selanjutnya telah menanti di depan. Kawan-kawan baru akan segera datang. Dan agaknya kita akan sedikit lupa akan masa lalu.


 (27 Juni 2009)